Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

#BERITALITERASI #BERBAGIFAKTA #BERBAGIILMU

Skor Matematika TKA 2025 Anjlok, Mendikdasmen Tuding Metode Pengajaran Gagal

JAKARTA – Hasil Tes Kemampuan Akademik (TKA) tahun 2025 di jenjang SMA/SMK telah memicu alarm serius dalam sistem pendidikan nasional. Data awal yang diolah Kemendikdasmen menunjukkan skor pada mata pelajaran Matematika mengalami "anjlok" signifikan, jauh di bawah rata-rata nasional yang diharapkan.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, merespons temuan ini dengan pernyataan keras. Alih-alih menyalahkan peserta didik, Mu'ti secara eksplisit menunjuk kegagalan terletak pada metode pengajaran di sekolah.

"Ini bukan masalah siswa bodoh, ini masalah cara kita mengajar yang tidak efektif. Nilai yang anjlok ini adalah cerminan bahwa pembelajaran kita belum mampu menumbuhkan nalar kritis dan pemahaman konsep yang mendalam," tegas Mu'ti di hadapan media kemarin (24/11).

Soal Nalar vs. Hafalan

Penurunan skor ini diduga kuat karena perubahan drastis pada format soal TKA yang kini lebih fokus pada penalaran (reasoning), analisis, dan pemecahan masalah (problem-solving). Siswa dan guru di daerah mengeluhkan bahwa tipe soal ini sangat berbeda dengan ujian sebelumnya yang masih mengandalkan hafalan.

Di Garut, salah satu perwakilan siswa, Fajar (17), mengungkapkan, "Soalnya berat sekali, butuh waktu lama untuk memikirkan logikanya. Kami tidak terbiasa dengan soal seperti itu di kelas."

Fenomena ini menegaskan bahwa ada jurang lebar antara kurikulum yang menuntut kemampuan berpikir tingkat tinggi dengan praktik pengajaran sehari-hari di banyak sekolah.

Jurus Darurat Pemerintah: Gerakan Numerasi 3M

Menanggapi krisis ini, Kemendikdasmen langsung mengumumkan inisiasi Gerakan Numerasi Nasional. Program ini akan menekankan perbaikan pengajaran matematika mulai dari tingkat Taman Kanak-kanak (TK).

Mu'ti menggarisbawahi perlunya metode pengajaran yang "Mudah, Murah, dan Menarik (3M)" agar matematika tidak lagi menjadi momok dan siswa terbiasa dengan konsep numerasi sejak usia dini.

Selain itu, Kemendikdasmen berjanji akan melakukan evaluasi total terhadap kualitas guru dan penyusun buku ajar. Kualitas hasil TKA yang kini menjadi salah satu validator utama nilai rapor siswa untuk SNBP 2026, menuntut kesiapan sekolah yang lebih serius.

Iklan

Klik gambar untuk mendapatkan cara mengajar baru

Protes Siswa dan Tuntutan Perbaikan

Pelaksanaan TKA yang disebut siswa berlangsung "mendadak" juga memicu reaksi keras. Petisi dan pos pengaduan di berbagai daerah bermunculan, menuntut transparansi hasil dan perbaikan sistem.

Pengamat pendidikan, Dr. Rima Melati, M.Pd., menyimpulkan, "TKA telah sukses menjadi cermin yang kejam. Pemerintah harus segera melakukan intervensi masif pada pelatihan guru dan ketersediaan sumber daya, bukan hanya menyalahkan hasil akhir. Jika tidak, kualitas lulusan kita akan terus tertinggal."

Pemerintah kini dituntut bergerak cepat. Skor TKA 2025 menjadi pengingat pahit bahwa transformasi pendidikan tidak hanya berhenti pada penggantian nama ujian, tetapi harus menyentuh inti dari proses belajar mengajar.