Revolusi Pembelajaran di Sukabumi: Guru Indri Hidayanti Perkenalkan 'Catur Cerdas Cermat 3-in-1', Solusi Cerdas Atasi Kecanduan Gadget

SUKABUMI, 17 November 2025 – Di tengah gempuran teknologi yang seringkali membawa dampak buruk berupa kurang fokus dan minimnya interaksi sosial, dunia pendidikan mencari metode yang mampu menggabungkan efektivitas digital tanpa mengorbankan karakter siswa. Jawaban datang dari seorang guru di Kabupaten Sukabumi, Indri Hidayanti, yang memperkenalkan metode "Catur Cerdas Cermat 3-in-1".
Inovasi ini dikenalkan di hadapan publik pada perayaan Hari Guru Nasional (HGN) ke-80 di Cisaat, Kabupaten Sukabumi, dan kini telah diimplementasikan di SDN Sawah Lega pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 5, dengan fokus materi wawancara.

Catur Jadi Senjata Atasi Dampak Buruk Teknologi
Metode Catur Cerdas Cermat 3-in-1 dirancang sebagai aplikasi nyata dari prinsip-prinsip deep learning (pembelajaran mendalam) yang disempurnakan dalam kerangka Kurikulum Merdeka. Metode ini mengatasi dilema teknologi dengan tiga prinsip utama: berkesadaran, bermakna, dan menyenangkan.
"Kurikulum Merdeka dirancang fleksibel dan disesuaikan dengan konteks lokal untuk membangun karakter di masa depan. Kami melihat teknologi berlebihan berdampak buruk. Maka, Catur Cerdas Cermat hadir sebagai media penunjang deep learning yang mengembalikan interaksi dan fokus siswa," jelas Indri Hidayanti.
Tiga Fase menuju Pembelajaran Mendalam
Inovasi ini mengemas materi pelajaran wawancara Bahasa Indonesia ke dalam tiga fase permainan yang terintegrasi, Kontennya dirancang oleh guru sendiri (Indri Hidayanti), alih-alih mengandalkan platform digital yang mahal tapi menggunakan permainan ini lebih ramah dan berkelanjutan yakni catur cerdas cermat 3 in 1 dengan tahapan bermain:
Fase 1: FATEPAK (Memahami)
Siswa menganalisis dan memotong kartu FATEPAK yang berisi tiga lingkup materi (Definisi Wawancara, Persiapan, dan Pengolahan Hasil).
Fase ini melatih Kesadaran, memaksa siswa untuk secara mandiri memahami dan mengklasifikasikan materi sebelum bermain.
Fase 2: Pintu Ilmu (Mengaplikasi)
Siswa mulai menggunakan pengetahuan FATEPAK untuk menyelesaikan tantangan, mengaplikasikan konsep wawancara dalam konteks soal.
Fase Bermakna, menghubungkan teori dengan praktik nyata.
Fase 3: Catur Cerdas Cermat (Merefleksi)
Tahap akhir yang menggabungkan strategi catur dengan kuis jawaban. Setiap langkah harus ditebus dengan jawaban benar, mendorong Kolaborasi dan Penalaran Kritis.
Fase ini berfokus pada Pengolahan Nilai dan Karakter, di mana siswa merefleksikan strategi dan materi wawancara yang mereka pahami.
Dengan menghilangkan ketergantungan pada layar, SDN Sawah Lega berhasil mengubah materi yang kaku menjadi arena kompetisi kelompok yang aktif. Catur Cerdas Cermat 3-in-1 membuktikan bahwa inovasi pedagogis lokal, yang berakar pada Kurikulum Merdeka, adalah kunci untuk menyiapkan lulusan yang mahir deep learning sekaligus memiliki karakter kuat di era digital.
"Catur Cerdas Cermat menjadi bukti bahwa solusi untuk masalah teknologi tidak selalu harus lebih banyak teknologi, melainkan terletak pada inovasi metode pengajaran guru," tutup Indri Hidayanti.