Kisah Oktavera Audina, Guru SDIT Adzkia 1, Buktikan Guru Adalah Multitalenta Pencetak Karakter Qur'ani!

SUKABUMI – Sebuah narasi menyentuh datang dari dunia pendidikan Islam terpadu. Oktavera Audina, guru di SDIT Adzkia 1 Sukabumi, berbagi pandangan mendalam yang menegaskan bahwa profesi guru adalah panggilan hati yang melahirkan generasi berkarakter.
Kisah Oktavera menarik perhatian karena ia mendefinisikan guru sebagai sosok multitalenta yang perannya jauh melampaui batas ruang kelas.
💖 Guru: Bukan Sekadar Mengajar, Tapi Menemani Tumbuh
Bagi Oktavera, menjadi guru adalah pengalaman yang tak ternilai. Ia merasa beruntung dapat mengenal berbagai karakter siswa yang unik, dan yang terpenting: menemani mereka tumbuh dan berkembang menjadi individu yang lebih baik.
Ia menjelaskan peran guru secara utuh, yaitu:
Mengajar: Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan.
Mendidik: Membentuk karakter sesuai tuntunan Qur'ani.
Membimbing: Menjadi bagian dari mimpi-mimpi siswa.
"Bahagia nya itu dapat menjadi bagian dari mimpi mereka," ungkap Oktavera, menyoroti ikatan emosional yang terjalin antara guru dan murid.
Klik gambar untuk mendapatkan cara mengajar baru
🤲 Slogan Emas di Hari Guru: Karya, Cinta, dan Doa
Oktavera Audina memberikan sebuah slogan kuat yang merangkum esensi profesi guru, yang langsung menjadi inspirasi di media sosial:
"Karena guru itu, di tangannya ada karya, di hatinya ada cinta, dan di mulutnya ada do'a."
Slogan ini menggambarkan bahwa peran guru melibatkan totalitas raga, hati, dan spiritualitas. Karya di tangan menunjukkan profesionalisme dan keterampilan mengajar; cinta di hati menunjukkan dedikasi dan kasih sayang; sementara doa di mulut menunjukkan komitmen spiritual dalam membimbing murid.
Klik gambar untuk mendapatkan solusinya
🚀 Harapan untuk Terus Bergerak Maju
Di Hari Guru ini, Oktavera menyuarakan semangat 'Keep Going, Keep Growing, and Glowing'. Ia berharap semua guru di Indonesia dapat terus bergerak maju, berkembang, dan menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain.
Kisah Oktavera Audina dari SDIT Adzkia 1 adalah pengingat bahwa guru adalah arsitek jiwa dan karakter. Kontribusinya dalam mencetak generasi Qur'ani adalah bukti nyata bahwa guru hebat melahirkan Indonesia yang kuat dan berakhlak.

