Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

#BERITALITERASI #BERBAGIFAKTA #BERBAGIILMU

Cerita Haru Sarah Mahriyah Fahira, Guru SDN & TPQ Cibeureum, Buktikan Mengajar Adalah Perjalanan Hidup

SUKABUMI – Di tengah hiruk pikuk perayaan Hari Guru Nasional, kisah inspiratif datang dari Sarah Mahriyah Fahira, seorang pendidik muda di Cibeureum Hilir, Sukabumi. Sarah membuktikan bahwa dedikasi seorang guru tidak terbagi, melainkan meluas: ia mengajar ilmu umum di SDN Cibeureum Hilir CBM sekaligus menanamkan nilai agama di TPQ Al-Ikhsan Fathia.

Kisah "Dua Panggung Pengabdian" yang dijalani Sarah ini langsung menarik perhatian, menyoroti betapa besar amanah yang dipegang para guru di Indonesia.

Lelah yang Terbayar Tuntas

Sarah mengakui bahwa mengajar di dua lembaga dengan kurikulum yang berbeda bukanlah hal yang mudah. Kelelahan sering menghampiri, namun ada momen sederhana yang selalu menjadi energi terbarunya:

"Saya merasa lelah, tapi setiap kali melihat anak-anak memahami sesuatu yang sebelumnya sulit, disitu saya merasa semua terbayar. Mengajar membuat saya belajar untuk sabar, kreatif, dan terus memperbaiki diri," ujar Sarah.

Bagi Sarah, profesi guru jauh melampaui pekerjaan. Ia menyebutnya sebagai 'perjalanan hidup', di mana setiap hari di kelas adalah momen untuk menyadari bahwa tugas guru bukan sekadar menyampaikan materi, tetapi membentuk karakter dan memberi ruang bagi setiap anak untuk tumbuh sesuai potensinya.

Kualitas Guru = Kualitas Bangsa

Iklan

Klik gambar untuk mendapatkan cara mengajar baru

Dalam refleksi Hari Guru, Sarah Mahriyah Fahira memberikan pandangan yang sangat fundamental tentang masa depan pendidikan:

"Kualitas pendidikan selalu dimulai dari kualitas gurunya."

Melalui dua perannya—sebagai pendidik akademik dan pendidik moral—Sarah menyampaikan harapan tegas kepada pemerintah dan masyarakat:

  1. Kesejahteraan: Guru harus terus diberi kekuatan dan kesempatan untuk berkembang.

  2. Dukungan Penuh: Pemerintah wajib memperhatikan kesejahteraan dan kebutuhan profesional guru, mulai dari fasilitas belajar, pelatihan, hingga kebijakan yang berpihak pada kualitas pendidikan.

Sarah percaya, bahwa ikhtiar kecil yang ia lakukan setiap hari di kelas dan TPQ—baik itu mengajarkan membaca, berhitung, atau mengenalkan nilai-nilai agama—adalah bagian dari perubahan yang lebih besar untuk masa depan Indonesia.

Penutup: Kisah Sarah Mahriyah Fahira menjadi pengingat di Hari Guru ini: Guru yang kuat akan melahirkan generasi yang lebih kuat. Dedikasinya di dua panggung pengabdian adalah contoh nyata komitmen tulus seorang guru Indonesia.