Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

#BERITALITERASI #BERBAGIFAKTA #BERBAGIILMU

Ki Hajar Dewantara dan Konsep Pendidikan yang Memanusiakan Manusia

Ki Hajar Dewantara adalah tokoh pendidikan Indonesia yang dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional. Gagasan dan perjuangannya dalam dunia pendidikan memberikan pengaruh besar terhadap sistem pendidikan di Indonesia. Ia mendirikan Taman Siswa, sebuah lembaga pendidikan yang berfokus pada kebebasan belajar, pendidikan yang inklusif, serta pembentukan karakter manusia seutuhnya.

Salah satu prinsip utama yang dikembangkan oleh Ki Hajar Dewantara adalah pendidikan yang "memanusiakan manusia." Konsep ini berangkat dari pemikiran bahwa pendidikan tidak hanya berfungsi untuk menanamkan ilmu pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter, moral, dan kepribadian peserta didik agar menjadi manusia yang berdaya dan bermanfaat bagi masyarakat. Menurutnya, pendidikan harus berjalan selaras dengan kodrat alam dan kodrat zaman.

Dalam praktiknya, pendidikan yang memanusiakan manusia menekankan pentingnya menghargai peserta didik sebagai individu yang unik. Setiap anak memiliki potensi berbeda, sehingga metode pembelajaran sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan mereka. Ki Hajar Dewantara menekankan bahwa pendidikan bukanlah sekadar proses transfer ilmu dari guru ke murid, melainkan proses pembentukan karakter yang melibatkan aspek emosional, sosial, dan intelektual.

Konsep pendidikan yang ia gagas juga menolak sistem pendidikan yang bersifat otoriter dan menekan peserta didik. Ia percaya bahwa pembelajaran harus dilakukan dengan pendekatan yang penuh kasih sayang dan kearifan, sehingga anak-anak dapat belajar dengan nyaman dan mengembangkan potensinya secara maksimal. Hal ini sejalan dengan semboyannya yang terkenal, yaitu: "Ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani." Semboyan ini mengajarkan bahwa seorang pendidik harus bisa menjadi contoh yang baik di depan, memberi semangat di tengah, dan memberikan dorongan dari belakang.

iklan

Selain itu, pendidikan yang memanusiakan manusia juga menekankan pentingnya kebudayaan sebagai bagian dari proses pembelajaran. Ki Hajar Dewantara melihat pendidikan sebagai alat untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan bangsa. Oleh karena itu, dalam sistem pendidikan Taman Siswa, nilai-nilai budaya dan kebangsaan selalu menjadi bagian dari kurikulum. Ia ingin agar pendidikan tidak menjauhkan anak-anak dari akar budaya mereka, tetapi justru memperkuat identitas mereka sebagai bangsa Indonesia.

Dalam konteks pendidikan modern, konsep yang dikembangkan oleh Ki Hajar Dewantara masih relevan. Di era teknologi dan globalisasi saat ini, pendidikan sering kali berfokus pada aspek akademik dan kompetitif, sehingga nilai-nilai kemanusiaan dan karakter kadang terabaikan. Padahal, dunia memerlukan individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki empati, moralitas, dan kepedulian terhadap sesama. Oleh karena itu, pendidikan yang memanusiakan manusia tetap menjadi dasar penting dalam membangun generasi masa depan yang lebih baik.

Pendidikan juga harus berorientasi pada kebebasan berpikir dan kreativitas. Ki Hajar Dewantara menentang pendidikan yang hanya berisi hafalan tanpa pemahaman mendalam. Ia ingin agar anak-anak belajar dengan cara yang lebih aktif, kreatif, dan mampu berpikir kritis. Metode ini sangat sesuai dengan perkembangan zaman, di mana kemampuan berpikir analitis dan inovatif menjadi kunci keberhasilan di berbagai bidang.

Pada akhirnya, warisan pemikiran Ki Hajar Dewantara mengajarkan bahwa pendidikan sejati adalah pendidikan yang dapat membentuk manusia seutuhnya—bukan sekadar menciptakan individu yang cerdas, tetapi juga manusia yang berkarakter, berbudaya, dan bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya. Pendidikan yang memanusiakan manusia adalah pendidikan yang melihat peserta didik sebagai subjek, bukan objek, serta mendukung perkembangan mereka secara holistik sesuai dengan potensi dan kebutuhannya.

Sebagai generasi penerus, kita dapat mengambil pelajaran dari konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara dan menerapkannya dalam sistem pendidikan saat ini. Pendidikan yang menekankan kebebasan berpikir, karakter yang kuat, serta nilai-nilai budaya akan menghasilkan individu yang tidak hanya berprestasi, tetapi juga memiliki kepedulian terhadap masyarakat dan bangsa. Dengan demikian, gagasan Ki Hajar Dewantara akan terus hidup dan relevan sepanjang masa.