Sulistiani Mahasiswi UMMI masuk 10 Besar Simulasi Mengajar se Nasional

Sukabumi – Di tengah perayaan Hari Guru Nasional 25 November, semangat profesi guru menemukan energi baru dari generasi penerus. Sulistiani, mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Semester 5 Universitas Muhammadiyah Sukabumi, menjadi sorotan setelah berhasil menembus 10 besar lomba simulasi mengajar yang diadakan oleh UPI.

Pencapaian ini bukan sekadar prestasi pribadi, tetapi sebuah refleksi nyata akan kekuatan warisan ilmu para guru di Indonesia di hari guru.
Ruang Khusus di Tanggal 25 November
Bagi Sulistiani, tanggal 25 November selalu terasa istimewa. Ini adalah hari di mana ia kembali menyadari peran besar para guru dalam hidupnya.
"Hari [Guru] di mana selalu menjadi pengingat bahwa di balik setiap pengetahuan dan nilai hidup yang kita miliki, ada sosok guru yang pernah membimbing dengan penuh kesabaran," ungkap Sulistiani.
Keberhasilannya menembus 10 besar simulasi mengajar ini, meski belum memasuki babak grand final, telah menjadi penanda penting. Sulistiani menyebut pencapaiannya sebagai refleksi bahwa setiap praktik dan nilai yang pernah diajarkan oleh guru-gurunya telah membentuk cara ia berdiri dan mengajar di depan kelas.
Iklan
Klik gambar untuk mendapatkan cara mengajar baru
Guru Adalah Warisan Ilmu yang Hidup
Melalui prestasinya, Sulistiani memberikan definisi baru tentang warisan seorang guru:
"Prestasi tersebut menjadi pengingat bahwa warisan ilmu seorang guru terus hidup dalam diri muridnya," katanya.
Ini adalah kisah inspiratif yang menunjukkan bahwa dedikasi para pendidik di masa lalu akan membuahkan hasil dalam bentuk guru-guru yang berkualitas di masa depan.
iklanKlik gambar untuk mendapatkan solusinya
💖 Harapan Calon Pendidik: Bukan Sekadar Ucapan
Di momen Hari Guru ini, Sulistiani menyuarakan harapan yang mewakili calon guru di seluruh Indonesia. Harapannya sederhana, namun membutuhkan dukungan nyata:
Guru harus mendapat tempat yang semakin layak untuk berkembang.
Guru harus dihargai tidak hanya lewat ucapan, tetapi juga lewat dukungan nyata.
Semoga dedikasi mereka yang sering tak terlihat tetap menjadi inspirasi bagi generasi baru pendidik.
Penutup: Kisah Sulistiani adalah angin segar di Hari Guru. Ia mengingatkan kita bahwa apresiasi terbaik untuk guru adalah menjaga nilai-nilai yang telah mereka tanamkan, dan memastikan bahwa tongkat estafet pendidikan terus diserahkan kepada generasi pendidik yang berkualitas.

