Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

#BERITALITERASI #BERBAGIFAKTA #BERBAGIILMU

Gelombang Literasi Bangkit di Buton Selatan: Festival Literasi Sangia Yi Gola Ajak 33 Komunitas hingga Warga Pedalaman Rayakan Budaya Membaca

Buton Selatan – Gelombang semangat literasi menyapu Kepulauan Buton selama tiga hari penuh, mengubah Taman Baca Sangia Yi Gola menjadi pusat perayaan budaya membaca. Festival Literasi yang diselenggarakan ini bukan sekadar acara seremonial, melainkan sebuah gerakan masif yang menyatukan 33 komunitas literasi, 20 sekolah unggulan, hingga seluruh masyarakat Desa Katolemando.

Hari Pertama: Kolaborasi Komunitas Literasi

Festival dibuka dengan perjumpaan akbar 33 komunitas literasi dari berbagai sudut Kepulauan Buton. Suasana penuh kehangatan terjalin saat mereka berbagi semangat, ide, dan kisah-kisah sukses dalam menggerakkan minat baca di daerah masing-masing. Pertunjukan seni dan budaya juga turut memeriahkan, menegaskan bahwa literasi tak bisa dipisahkan dari kearifan lokal.

Hari Kedua: Gairah Literasi dari Sekolah

Gairah membaca terus berlanjut di hari kedua, di mana 20 Sekolah Menengah Atas (SMA) unggulan dari Kepulauan Buton ambil bagian. Para pelajar tidak hanya unjuk gigi dalam berbagai lomba, tetapi juga terlibat aktif dalam forum diskusi inspiratif. Momen ini memperkuat peran penting generasi muda sebagai garda terdepan penggerak literasi di masa depan.

Hari Ketiga: Kebersamaan Warga dan Anak-anak

Puncak festival menjadi momen paling mengharukan. Festival Literasi Sangia Yi Gola ditutup dengan wajah yang inklusif, melibatkan seluruh anak-anak dan masyarakat Desa Katolemando. Mulai dari sesi membaca cerita bersama, permainan edukatif, hingga panggung ekspresi budaya, semua hadir di tengah desa. Ini membuktikan bahwa literasi adalah milik semua, bukan hanya mereka yang berada di bangku sekolah atau komunitas tertentu.

Pesan Kuat untuk Perubahan

Ketua Taman Baca Sangia Yi Gola, La Randi, menegaskan, "Literasi adalah jalan pembebasan. Kami ingin memastikan semangat ini hidup dalam keseharian masyarakat, tidak hanya berhenti di ruang baca."

Pernyataan senada datang dari Suhandi, SH dari Komunitas Peduli Pendidikan Hendea (KP3 Hendea), yang melihat festival ini sebagai momentum penting. "Gerakan literasi tidak bisa berdiri sendiri. Dengan adanya festival ini, kita bisa saling belajar dan membangun harapan bersama bahwa literasi akan menjadi pondasi kemajuan Sumber Daya Manusia (SDM) ke depannya," ungkapnya.

Festival Literasi Sangia Yi Gola menjadi bukti nyata bahwa Taman Baca di pedalaman bisa menjadi mercusuar yang menyatukan seluruh elemen masyarakat. Dari komunitas hingga sekolah, semua bersatu dalam satu nafas: membangun budaya baca untuk masa depan Kepulauan Buton yang lebih cerah.