Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

#BERITALITERASI #BERBAGIFAKTA #BERBAGIILMU

Etika Peserta Didik: Fondasi Karakter dan Cermin Martabat Bangsa


Sukabumi, 28 Juli 2025 – Pendidikan di Indonesia memiliki dua pilar utama: mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk karakter mulia yang selaras dengan nilai-nilai Pancasila. Dalam konteks ini, etika peserta didik menjadi salah satu komponen terpenting dalam membangun karakter bangsa. Hal ini ditekankan oleh Ratih Permatasari, mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) dengan NIM 2431615009, dalam studinya mengenai Perkembangan Peserta Didik dan Konseling.

Menurut Ratih, etika peserta didik adalah cerminan langsung dari karakter sebuah bangsa. "Melalui sikap jujur, hormat, disiplin, dan bertanggung jawab, etika ini menjadi pondasi bagi generasi yang berakhlak mulia," jelas Ratih. Ia menambahkan bahwa pembentukan etika sejak dini melalui peran keluarga, sekolah, dan lingkungan sangatlah vital. Etika yang kuat akan melahirkan individu dengan moral tinggi, yang pada gilirannya akan menjadi pondasi bagi bangsa yang bermartabat dan beradab.

Ratih Permatasari menguraikan lebih lanjut beberapa poin penting terkait etika peserta didik:

  1. Cerminan Sikap dan Perilaku: Etika peserta didik terlihat dari sikap dan perilaku mereka yang konsisten dengan nilai-nilai moral dan norma sosial yang berlaku, seperti kejujuran, disiplin, rasa tanggung jawab, dan penghormatan terhadap guru.

  2. Pembentuk Karakter Bangsa: Karakter suatu bangsa secara fundamental terbentuk dari agregasi karakter individu peserta didik yang menjunjung tinggi etika dan moral.

  3. Peran Krusial Sekolah dan Guru: Sekolah dan guru memegang peran sentral sebagai pengarah dan teladan. Mereka tidak hanya mengajarkan etika melalui kurikulum, tetapi juga menanamkannya melalui pembiasaan dan contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekolah.

  4. Keluarga sebagai Pilar Utama: Lingkungan keluarga adalah tempat pertama dan utama di mana nilai-nilai etika ditanamkan sejak usia dini. Peran orang tua dalam membentuk dasar moral anak sangatlah vital.

  5. Pengaruh Lingkungan Sosial: Masyarakat dan teman sebaya juga memiliki kontribusi signifikan dalam membentuk dan memperkuat nilai-nilai etika peserta didik, baik secara positif maupun negatif.

  6. Tantangan di Era Modern: Di tengah arus globalisasi dan perkembangan teknologi yang pesat, tantangan terhadap etika semakin besar. Pengaruh budaya luar dan informasi yang tak terbatas menuntut penguatan nilai-nilai etika menjadi semakin penting dan mendesak.

Iklan Shopee

Klik Gambar untuk lanjut ke shopee

Iklan Shopee
Klik Gambar untuk lanjut ke shopee

Iklan Shopee
Klik Gambar untuk lanjut ke shopee

Secara keseluruhan, pemikiran Ratih Permatasari menggarisbawahi bahwa etika peserta didik bukan sekadar aspek tambahan dalam pendidikan, melainkan inti dari pembentukan karakter. Ketika etika ini tertanam kuat, maka bangsa ini akan memiliki generasi penerus yang tidak hanya cerdas, tetapi juga bermoral tinggi, siap menjadi pilar bagi masa depan Indonesia yang lebih bermartabat dan beradab.