Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

#BERITALITERASI #BERBAGIFAKTA #BERBAGIILMU

Kolaborasi Sukabumi Book Party dan The Panasdalam Sukabumi Hadirkan Format Literasi Alternatif yang Anti-Bosan

SUKABUMI – Siapa bilang kegiatan literasi harus kaku dan membosankan? Komunitas Sukabumi Book Party menggandeng The Panasdalam Sukabumi sukses membuktikan sebaliknya. Mereka menggelar acara bertajuk "KeASUsastraan" pada Rabu siang, 14 Desember 2025, yang menggabungkan buku, diskusi, dan pertunjukan musik dalam satu kemasan segar di Galeri Literasi Alun-Alun Sukabumi.

📚 Membaca Santai, Diskusi Menggigit

Acara ini dibuka dengan sesi Membaca Bersama yang santai, mengajak publik menikmati buku secara kolektif di ruang terbuka. Ini menjadi upaya nyata untuk membawa aktivitas literasi lebih dekat dengan keseharian warga.


Puncak acara literasi adalah Bedah Buku Asmarariya karya penulis asal Bandung, Anggasurangga. Sesi diskusi yang dimoderatori oleh Raihan Rangga Arifin dan Muhammad Shofyan dari Sukabumi Book Party ini berlangsung hidup dan sangat dialogis. Audiens tidak hanya menjadi pendengar, tetapi juga terlibat aktif membahas proses kreatif, isi buku, hingga konteks personal yang diangkat penulis.

Suasana siang hari di Galeri Literasi justru terasa inklusif, membuktikan sastra bisa dinikmati siapa saja, kapan saja.

🎸 Ketika Sastra Bertemu Sound Musik

Yang membuat KeASUsastraan kian unik adalah integrasi pertunjukan musik. Konsep ini sengaja diciptakan untuk mengawinkan sastra dan musik sebagai medium ekspresi yang saling melengkapi.

Acara diramaikan oleh penampilan dari grup musik lokal seperti ASU dan Balads, Olan Koben, Akbar Kadabra, serta Deni Mai. Kehadiran musik tidak hanya menjadi selingan, melainkan sebuah penegasan bahwa literasi memiliki spektrum yang luas, mulai dari teks hingga nada.

Iklan
Klik disini menuju instagram @caturcerdascermat (les kelompok)

🗣️ Harapan Membangun Ekosistem

Mengenai kolaborasi unik ini, Raihan Rangga Arifin, Ketua Sukabumi Book Party, mengungkapkan optimismenya.

"Kami ingin menunjukkan bahwa literasi tidak harus di ruang kelas. Konsep 'KeASUsastraan' ini adalah pendekatan alternatif, di mana buku dan musik bisa berjalan beriringan. Kami berharap acara semacam ini dapat memperkuat ekosistem literasi lokal di Sukabumi dan membuat ruang publik, seperti alun-alun ini, jadi rumah baru bagi tumbuhnya kreativitas berkelanjutan," ujar Raihan.

Melalui upaya ini, Sukabumi Book Party dan The Panasdalam Sukabumi sukses membuka ruang temu yang berharga antara penulis, musisi, dan masyarakat umum, menjauhkan stigma kaku dari dunia sastra, dan menjadikannya sebuah event yang wajib dihadiri.