Marseila, Sang "Kilat" Literasi Sukabumi: Sulap TK Jadi Pulau Ilmu yang Menggembirakan!

Sukabumi, Jawa Barat - Semangat membara untuk menanamkan cinta literasi sejak dini hadir dari Marseila Rizky Pratami, seorang mahasiswi STKIP Bina Mutiara Sukabumi. Berbekal kecintaan pada dunia buku sejak bangku SD, finalis Duta Baca Kota Sukabumi 2025 ini menggagas program inovatif bernama "SiKilat", sebuah akronim yang cerdas untuk Safari Keliling Literasi Anak TK. Program ini bukan sekadar mengenalkan huruf dan angka, namun membawa petualangan literasi yang menyenangkan dan interaktif langsung ke dunia anak-anak usia prasekolah.
Kecintaan Marseila pada literasi berakar kuat sejak masa kecilnya di SDN Limusnunggal 1. Lingkungan sekolah yang mendukung dengan koleksi buku yang bagus dan guru-guru yang aktif mengajak ke perpustakaan, ditambah dukungan keluarga yang gemar membacakan koran dan dongeng, menumbuhkan jiwa penasaran dan kreativitasnya. Ketertarikan ini terus berlanjut hingga SMP, di mana ia mencatatkan rekor sebagai pembaca terbanyak di SMPN 12. Bahkan di bangku SMA, Marseila aktif menulis antologi puisi, cerpen, dan quotes bersama penulis nasional, serta menjadi penanggung jawab event menulis bareng nasional.
Pengalaman mengabdi di Sanggar Literasi Kebon Pedes saat masa kuliah semakin mengarahkan minat literasinya ke ranah pengajaran. Ia melihat langsung bagaimana kegiatan literasi dapat menjadi jembatan emas untuk membuka jendela dunia bagi anak-anak. Pengalaman KKM-nya pun diwarnai dengan kegiatan mengajar literasi dan bahasa Inggris kepada anak-anak.
Kini, sebagai finalis Duta Baca Kota Sukabumi 2025, Marseila mewujudkan visinya melalui "SiKilat". Program ini lahir dari keprihatinannya terhadap pemerataan kecakapan pendidik PAUD dalam merancang kegiatan pembelajaran yang variatif, sesuai dengan tuntutan Kurikulum Merdeka. Ia percaya bahwa usia dini adalah masa emas untuk menanamkan fondasi literasi yang kuat, mengingat antusiasme dan rasa ingin tahu anak-anak yang sedang berada di puncak perkembangan.
"SiKilat": Lebih dari Sekadar Bermain
"SiKilat" dirancang semenarik mungkin agar anak-anak belajar literasi secara tidak langsung melalui kegiatan yang terasa seperti bermain. Istilah "TK" dalam namanya pun memiliki makna yang luas, mewakili anak usia dini baik di TK, PAUD, lembaga non-formal, maupun yang belum bersekolah. Kelebihan program ini terletak pada fleksibilitasnya yang dapat diterapkan di berbagai tempat dan dengan pengawasan orang dewasa.
Filosofi logo "SiKilat" pun sarat makna. Cipratan air melambangkan keceriaan, buku sebagai fondasi pengetahuan, tangan dan kaki sebagai simbol safari keliling, kilat sebagai energi dan semangat, serta kombinasi warna cerah yang merepresentasikan kegembiraan, rasa ingin tahu, kreativitas, kepercayaan diri, pertumbuhan, dan interaksi sosial.
Menjelajahi 6 Pulau Literasi yang Mengasyikkan
"SiKilat" mengenalkan enam literasi dasar melalui konsep "6 Pulau Literasi". Setiap pulau menawarkan aktivitas menarik untuk mengembangkan berbagai keterampilan:
- Pulau Huruf Hebat (Literasi Baca Tulis): Mengenalkan pra-baca tulis dan kegiatan baca tulis sederhana.
- Pulau Angka Ceria (Literasi Numerasi): Belajar angka sambil bermain, seperti menghitung koin.
- Pulau Nusantara (Literasi Budaya dan Kewarganegaraan): Mengenalkan permainan tradisional, pakaian adat, lagu daerah, serta belajar bersosialisasi.
- Pulau Uang Ajaib (Literasi Finansial): Bermain jual beli, pasar-pasaran, menabung, dan pemahaman sederhana tentang uang.
- Pulau Alam Pintar (Literasi Sains): Eksperimen sederhana seperti membuat letusan gunung berapi dan gelembung sabun.
- Pulau Klik-klik (Literasi Digital): Mengenalkan penggunaan teknologi digital secara bijak melalui video edukatif dan game edukatif.
Metode Pembelajaran yang Interaktif
Dalam menyampaikan materi literasi, "SiKilat" menggunakan metode station rotation model, di mana anak-anak bergerak dari satu "pulau" ke "pulau" lainnya untuk mengikuti berbagai kegiatan. Selain itu, metode roleplay (bermain peran) juga diterapkan di setiap pulau, menjadikan proses belajar semakin hidup dan menyenangkan. Anak-anak tidak hanya belajar, tetapi juga berperan dalam cerita seru, mulai dari menjadi pedagang hingga ilmuwan kecil.
Dampak Nyata di Batch Pertama dan Kedua
Implementasi "SiKilat" batch pertama di SPS AL-HASANAH dan batch kedua di Kober Daarul Uluum menunjukkan hasil yang menggembirakan. Sebanyak 16 dan 20 anak mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dengan 95% antusiasme. Di Pulau Huruf Hebat, mereka belajar menulis nama dan membaca kata bergambar. Di Pulau Angka Ceria, mereka berhitung dengan koin kertas. Pulau Nusantara mengenalkan permainan tradisional dan kerjasama. Pulau Alam Pintar mengajak mereka bereksperimen dengan gelembung sabun. Di Pulau Uang Ajaib, mereka belajar jual beli dengan bahasa Sunda. Dan di Pulau Klik-klik, mereka menonton video edukatif dan menjawab pertanyaan.
Umpan balik dari guru pun sangat positif, mengapresiasi pendekatan tematik dan media belajar yang menarik. Ini membuktikan bahwa "SiKilat" bukan hanya sekadar program literasi, tetapi sebuah metode pembelajaran yang efektif dan menyenangkan bagi anak usia dini.
Meskipun diinisiasi dengan keterbatasan sumber daya, "SiKilat" memiliki potensi besar untuk terus berkembang dan memberikan dampak yang lebih luas. Marseila Rizky Pratami (@mar_sheila03) berharap programnya, "SiKilat" (@sikilat.literasi), dapat berkolaborasi, didukung, dan menjadi program yang konsisten dan berdampak bagi lebih banyak anak usia dini. "SiKilat" adalah bukti nyata bahwa semangat literasi yang dipadukan dengan kreativitas dapat menciptakan gelombang perubahan positif, dimulai dari Safari Literasi Keliling di Sukabumi.
Editor
Kensa