Pesan Penting Ayu Safitri di Hari Guru: Kesejahteraan Guru Bukan Hanya Angka, Tapi Harga Diri untuk Memanusiakan Manusia

SUKABUMI – Di tengah gemuruh perayaan Hari Guru Nasional 25 November, sebuah pengakuan jujur dan emosional dari seorang guru kelas menggugah kesadaran publik. Ayu Safitri, Guru Kelas 3 di SDN Benteng 2, Sukabumi, secara blak-blakan menyuarakan dilema berat yang dihadapi para pendidik di era digital.
Setelah hampir lima tahun mengajar, Ayu Safitri merasa bahwa profesi guru saat ini berada dalam posisi yang sangat rentan.
⚖️ Dilema 'Digugu dan Ditiru' di Era Viral
Ayu Safitri menyoroti tanggung jawab besar yang melekat pada gelar 'Guru,' yang dikenal sebagai sosok 'digugu dan ditiru'. Semua tingkah laku dan ucapan mereka diperhatikan, tidak hanya oleh murid, tetapi oleh semua kalangan.
Namun, ia mengungkapkan sisi gelap dari tanggung jawab itu di era modern:
"Kondisi zaman [sekarang] dimana semuanya bisa terjadi kesalahpahaman, semuanya diviralkan bahkan banyak konotasi negatif terhadap guru. Kondisi demikian sangat menyedihkan untuk kami, dimana kami berniat ingin mendidik namun banyak yang menghakimi," keluh Ayu.
Ia menyampaikan bahwa seringkali, di tengah niat tulus untuk mendidik, para guru justru menghadapi situasi di mana dukungan terhadap hak-hak profesional dan keamanan kerja mereka terasa kurang memadai.
Iklan
Klik gambar untuk mendapatkan cara mengajar baru
😥 Tuntutan Sempurna, Gaji Tidak Manusiawi
Puncak dari jeritan hati Ayu Safitri adalah kontradiksi yang harus dihadapi guru setiap hari:
Tuntutan Moral: Guru dituntut ikhlas, ridho, dan harus menjadi pendidik yang sempurna.
Realitas Kesejahteraan: "Kami harus memanusiakan manusia namun kami merasa tidak dimanusiakan, bahkan gaji gurupun seperti yang beredar saat ini sangat tidak manusiawi."
Pengakuan bahwa guru merasa tidak dimanusiakan padahal tugas mereka adalah memanusiakan manusia, menjadi sorotan utama yang menyentuh hati banyak pihak.
💖 Harapan di Hari Guru: Butuh Dukungan, Bukan Sekadar Pujian
Di Hari Guru ini, Ayu Safitri menyampaikan harapan yang sangat mendesak kepada pemerintah. Guru membutuhkan lebih dari sekadar apresiasi, mereka butuh dukungan nyata dalam tiga hal:
Peningkatan kompetensi.
Peningkatan kesejahteraan.
Peningkatan Teknologi dalam Pendidikan.
Penutup: Kisah Ayu Safitri dari SDN Benteng 2 adalah panggilan yang kuat di Hari Guru: Guru Hebat, Indonesia Kuat hanya bisa terwujud jika guru diberi ruang aman untuk mendidik, didukung penuh, dan dihargai secara finansial. Semoga ilmu dan pengabdian para guru menjadi amal jariyah yang tidak terputus.
